Masyarakat merespons dingin rencana Bank Indonesia (BI) menerapkan kebijakan uang muka alias DP nol persen atas kredit motor, mobil dan rumah mulai 1 Maret sampai 31 Desember 2021 mendatang.
Beberapa orang memang mengaku tertarik untuk mengajukan kredit kendaraan bermotor ketika DP nya diturunkan jadi 0 persen. Namun, mereka khawatir itu akan menjadi jebakan.
Pasalnya, cicilan yang harus mereka bayarkan atas kredit itu pasti lebih besar dibandingkan pembelian dengan menggunakan DP.
Nathan, karyawan di Jakarta Selatan misalnya, tertarik mengajukan kredit sepeda motor dengan skema itu. Pasalnya, baru-baru ini ia kehilangan sepeda motor dan kesulitan untuk bepergian.
Namun, jika tanpa uang muka cicilan menjadi lebih besar, ia memilih untuk menabung terlebih dahulu. Pasalnya, tiap bulan ia sudah memiliki cicilan kredit kepemilikan apartemen (KPA) yang cukup besar.
Di samping itu, berdasarkan pengalamannya, semakin murah uang muka maka angsuran yang akan dibayarkan juga semakin tinggi.
"Pernah ada yang memberi keringanan DP kredit mobil dengan tenor 6 tahun atau bahkan menjadi 8 tahun. Tapi, cicilannya juga naik sangat luar biasa tingginya. Total harga mobil itu kalau saya tidak salah ingat bisa naik hingga 50 persen atau lebih," ucapnya kepada CNNIndonesia.com Kamis (18/2).
Di samping itu, Ia juga mempertimbangkan berapa bunga yang diberikan kreditur. Karena itu akan berpengaruh pada cicilan.
Menurutnya, lebih baik berdiam diri lebih lama di apartemen sampai uang tersebut terkumpul ketimbang harus terbebani cicilan bulanan. Bahkan kalau bisa, kata dia, pembelian sepeda motor dilakukan secara kontan.
"Apa motor menjadi lebih murah harganya atau setidaknya sama dengan DP rendah? Jika tidak, lebih baik saya menabung lebih lama asal harga tidak naik tinggi," tuturnya.
Tak jauh berbeda, Ida, karyawan swasta di Jakarta Pusat, mengaku tertarik untuk bisa membeli mobil. Ia mengatakan akan melihat-lihat merek yang harganya sesuai dengan kantong.
Jika uang muka benar-benar ditekan menjadi nol persen ia berniat langsung melakukan pemesanan pada bulan depan.
Ia mengaku masih punya cukup tabungan untuk membayar cicilan pertama serta biaya administrasi kredit mobil asalkan tak lebih dari Rp10 juta.
"Kalau di kisaran Rp10 juta masih ada lah. Asal jangan sampai Rp15--20 juta. Sudah kemahalan itu, harus nabung lagi," terangnya.
Mobil pribadi sendiri, menurut Ida, saat ini merupakan kebutuhan mendesak. Pasalnya pada musim lebaran Idul Fitri nanti, ia dan keluarganya berencana untuk pulang kendaraan pulang kampung atau mudik menggunakan mobil pribadi.
Di samping itu, mobil pribadi juga dibutuhkan sebagai kendaraan untuk antar jemput dirinya yang tengah dalam masa kehamilan.
"Memang sejak kehamilan udah rencana untuk beli makannya nabung. Tapi kalau tanpa DP kan jadi lebih cepat," pungkasnya.
(hrf/agt) Baca Lagi aje https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210218165349-78-608026/suara-warga-soal-dp-0-persen-apa-motor-jadi-lebih-murahBagikan Berita Ini
0 Response to "Suara Warga Soal DP 0 Persen: Apa Motor Jadi Lebih Murah - CNN Indonesia"
Posting Komentar