Sebuah video kecelakaan mobil SUV dan sepeda motor Honda Supra viral di media sosial. Warganet justru menyoroti bagian depan mobil yang ringsek parah. Berita soal moncong SUV ringsek saat adu banteng dengan motor Honda Supra menjadi berita populer otomotif sepekan kemari. Berikut berita lengkapnya.
Video iral tersebut salah satunya diunggah oleh akun instagram @indocarstuff. Dalam tayangan terlihat sepeda motor tengah berbonceng tiga, sementara dari arah berlawanan terdapat mobil diduga Toyota Rush. Brak...! kecelakaan pun tak terhindar.
Terlihat disematkan foto-foto bagian depan mobil itu ringsek, bemper penyok ke dalam, lampu pecah, dan kap mesin juga terangkat. Sementara sepeda motor terlihat juga mengalami kerusakan, body hingga shockbreaker tidak lagi berada di posisi normal.
Peristiwa ini menuai komentar warganet, beberapa di antaranya menyebut istilah "Crumple Zone", sementara yang lain juga menyoroti kekuatan motor bebek Honda Supra.
Menurut Pengamat Otomotif sekaligus Akademisi dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, mobil-mobil kekinian memang punya pelat body lebih tipis. Tapi itu diiringi dengan teknologi yang lebih maju.
"Rancangan struktur dan kulit metal untuk bodi mobil sekarang sudah berkembang dengan sangat pesat. Jika dulu semuanya dibuat dari pelat tebal adalah akibat keterbatasan teknologi pada zamannya," kata Yannes saat dihubungi detikcom beberapa waktu yang lalu.
"Dampaknya, mobil-mobil berteknologi struktur lama acapkali menggunakan pelat tebal. Hal inilah yang kemudian dianggap oleh masyarakat awam sebagai mobil yang kuat dan tidak mudah penyok," sambung dia.
Yannes melanjutkan bodi mobil yang mudah penyok itu merupakan bagian dari sistem keselamatan sebuah mobil. Saat ini untuk mengetahui kekuatan mobil terletak pada struktur rangkanya. Setidaknya ada dua struktur rangka pada mobil penumpang, yaitu ladder dan monokok.
Salah satu keuntungannya konsumsi BBM jadi lebih irit. Di sisi lain bisa menggunakan mesin dengan kapasitas mesin lebih kecil.
"Sekarang semuanya sudah berubah. Pendekatan rancangan struktur mobil sudah dibagi dua secara tegas. pertama main cage structure yang terbuat dari baja diperkeras yang sangat rigid dengan tujuan agar 'kerangkeng' ini dapat melindungi penumpang di dalam kabin semaksimal mungkin."
"Kedua, body shell, terbuat dari meterial pelat baja tipis dengan tujuan agar beban total material yang harus diangkut dan didorong oleh motor penggerak dapat semakin ringan," jelas Yannes.
Dia melanjutkan, mobil-mobil sekarang diharuskan memiliki teknologi pedestrian protection atau perlindungan pejalan kaki. Teknologi itu mengharuskan bodi mobil bisa menyerap benturan biasa pada bagian depan dan belakang.
"Untuk menyerap sebanyak mungkin energi kinetik akibat tabrakan frontal, terutama dari bagian depan dan belakang area yang kita kenal dengan istilah crumple zone," ungkap Yannes.
Crumple zone berada di depan dan belakang cage structure dan memang disiapkan menggunakan material yang lebih ringkih demi menyerap energi momentum tabrakan sebanyak mungkin, bahkan pada bagian bumper (menggunakan plastik lentur) dan kap mesin dan bagasi dibuat lebih tipis lagi dengan tujuan untuk mengurangi dampak cedera saat menabrak manusia/pejalan kaki, yang istilahnya dikenal dengan nama 'pedestrian friendly'.
"Dampak dari pendekatan engineering tersebutlah yang menghasilkan desain mobil dengan ketebalan pelat bodi menjadi lebih tipis. Dampaknya memang sangat dirasakan oleh konsumen, jika mobil terserempet sedikit saja langsung penyok," ungkapnya.
Simak Video "Update Korban Tewas Bus Maut di Mojokerto: Total 15 Orang"
[Gambas:Video 20detik]
(riar/rgr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jangan Heran, Moncong SUV Ringsek Adu Banteng dengan Motor Supra - detikOto"
Posting Komentar