Tidak banyak orang tau Honda punya segudang bebek lawas yang kini malah dijadikan barang koleksi. Salah satu produk tersebut adalah Super Cub 700 (C700) dan saudaranya Super Cub 800 (C800).
C700 lahir pada 1982 dengan ciri desain mengotak pada batok lampu serta bagian sein. Pada masa itu desain seperti ini lebih futuristis ketimbang pendahulunya, C70.
Perlu dipahami nama belakang pada motor ini mengisyaratkan kapasitas mesin. C700 berarti motor ini menggendong mesin dengan kubikasi 70 cc, atau pada kembarannya C800 berarti menggendong mesin kapasitas 86 cc.
Perbedaan lain yang terlihat antara C700 dan C800 yaitu C700 menggunakan identitas stiker di bodi sedangkan C800 memakai emblem.
Dalam klaim dan iklan yang beredar motor ini disebut paling irit. Satu liter bensin dikatakan dapat membuat motor ini menempuh jarak tidak main-main yaitu hingga 115 kilometer dengan catatan kecepatan konstan 30 km per jam.
Kedua motor bebek generasi awal ini menggunakan 3 percepatan dan dengan sistem pengapian platina. Sistem suspensi depan juga masih pakai as ayun dan rem tromol, menurut Seva.
Asal Usul Super Cub di Indonesia
C700 dan C800 merupakan keluarga C series dan sekaligus sebagai leluhur bebek Honda saat ini. C Series hadir berkat Soichiro Honda, pendiri Honda, yang mendapat inspirasi setelah melakukan perjalanan ke Eropa bersama rekannya, Takeo Fujisawa.
Dari perjalanan tersebut lahir ide membuat motor fungsional harga terjangkau, mudah dikendarai, irit BBM, dan perawatannya praktis.
Pada 1958 motor bebek Honda yang pertama di Jepang muncul, yakni Super Cub C100 dengan mesin berkapasitas 50 cc 4-tak dan transmisi tiga percepatan. C100 ini adalah pionir motor bebek bermesin 4-tak di dunia.
Pada 1961, C100 untuk pertama kalinya tiba di Indonesia dan mendapatkan julukan Unyil dari masyarakat Indonesia karena ukurannya yang kecil. Setelah C100 sukses diterima masyarakat, perjalanannya dilanjutkan generasi terbaru, misalnya C50 atau pispot, C70, dan C90.
Pada seri tersebut kapasitas mesin tetap 50 cc, namun mendapat penyegaran dengan overhead camshaft. Hasilnya, tenaga C50 naik menjadi 4,8 daya kuda, dari sebelumnya 4,5 daya kuda pada C100 dan C102.
Kemudian Super Cub C70, yang sering disebut dengan C70 atau Pitung. Pitung disini artinya pitung puluh atau 70 dalam bahasa Jawa.
Lalu C70 disusul saudaranya, Super Cub C90, dengan kapasitas mesin 90 cc. Baru setelah itu baru pada era 80-an, C700 dan C800 dirilis.
Dari sana Honda tak lagi mengeluarkan model C series dan kemudian merilis versi yang lebih modern dan dikenal juga sebagai keluarga Astrea.
Honda Super 700 alias C700 hanya dijual di Indonesia. (global.honda)
|
Hadir di 2018
Tapi jangan pikir C series kemudian habis sebab 2018 Honda kembali merilisnya namun dalam wujud modern bernama C125. Kendati punya banyak aspek teknologi terkini, bahasa desain C125 menyerupai model generasi pertama C100.
Mesinnya berkapasitas 125 cc, berpendingin udara, dan bertransmisi 4 percepatan. C125 juga sudah dibekali dengan teknologi keyless atau Honda Smart Key System, yang terintegrasi dengan alarm anti maling dan Answer Back System.
Tidak hanya itu, semua titik pencahayaannya sudah menggunakan teknologi LED. Beralih ke sektor pengereman, pada bagian depan menggunakan cakram, sementara belakangnya masih tromol.
Tapi yang jelas tentu versi baru bukan menyasar kaum 'mendang-mending' sebab Honda menjadikannya sebagai bebek termahal dengan harga lebih dari Rp70 juta.
Sedangkan C700 yang sudah ada sejak 39 tahun silam kian diburu. Harganya kini mulai Rp2,5 juta sampai tembus belasan juta tergantung kondisi, orisinalitas, dan tentunya surat-surat.
(ryh/fea) Baca Lagi aje https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20211008172620-384-705344/dongeng-honda-c700-motor-irit-1980-an-yang-tembus-155-km-lBagikan Berita Ini
0 Response to "Dongeng Honda C700, Motor Irit 1980-an yang Tembus 155 Km/l - CNN Indonesia"
Posting Komentar