Produsen sepeda motor klasik Inggris, BSA, mengumumkan bulan lalu bahwa merk tersebut sedang direvitalisasi oleh seorang miliarder India, melanjutkan tren yang berkembang.
Merk sepeda motor terkenal Inggris lainnya - Norton - diambil alih oleh sebuah perusahaan India awal tahun ini dengan rencana pertumbuhan yang sama ambisiusnya.
Mereka mengikuti jejak bersejarah perusahaan sepeda motor Royal Enfield, yang menikmati kesuksesan di bawah kepemilikan yang baru, yaitu perusahaan India.
Para pakar bisnis tidak heran dengan hal ini: Pabrikan India dikenal gemar membeli merk terkenal, tetapi berjuang melawan keberadaan aneka merk yang terkenal itu dengan harapan untuk mengubahnya.
Miliarder India, Anand Mahindra mengatakan dia berharap untuk "menghidupkan kembali industri sepeda motor Inggris" dengan rencana membangun sepeda motor listrik di Inggris dengan merk BSA.
Kelompok bisnis Mahindra ingin mulai merakitnya di Birmingham pada pertengahan 2021.
Sementara itu, BSA yang dihidupkan kembali, akan segera membangun sebuah fasilitas riset di Banbury, Oxfordshire, untuk mengembangkan teknologi sepeda motor listrik, meski tetap akan membuat sepeda motor berbahan bakar bensin.
Mahindra, yang memiliki kekayaan £1,3miliar (Rp24 triliun), menurut majalah Forbes, mengatakan dia telah memilih untuk berinvestasi di Inggris karena sejarah produksi sepeda motor.
BSA, yang merupakan singkatan dari Birmingham Small Arms, didirikan pada 1861. Pada 1950-an, BSA adalah pembuat sepeda motor terbesar di dunia, yang memiliki merk Triumph dan Sunbeam.
Namun perusahaan ini bangkrut dan berhenti berproduksi pada 1970-an sebelum dibeli oleh kelompok Mahindra pada 2016.
BSA secara resmi dimiliki oleh perusahaan Classic Legends, yang 60% sahamnya dimiliki oleh grup perusahaan di India, milik Mahindra.
Usaha patungan ini telah menerima dukungan dari pemerintah Inggris, yang memberikan hibah kepada BSA sebesar £4,6 juta untuk mengembangkan sepeda listrik, dengan harapan dapat menciptakan setidaknya 255 lapangan pekerjaan.
"Daya tarik sebuah mesin Inggris klasik akan menarik pembeli berusia muda sebagaimana para pengendara sepeda motor yang ingin menghidupkan lagi masa mudanya," kata Scott Lukaitis, konsultan balap motor.
"Jika mereka dapat menemukan cara untuk menangkap tampilan dan nuansa, namun menawarkannya dalam performa sepeda listrik, mereka mungkin saja bakal mendapatkan sang pemenangnya."
Mahindra mengatakan kepada BBC bahwa dia berharap "usaha kecil ini menandai kebangkitan seluruh bisnis pembuatan sepeda motor di Inggris".
Pada April lalu, Norton dibeli oleh pabrikan India TVS Motor dengan nilai £16 juta. Didirikan pada 1898, Norton adalah salah satu merk sepeda motor Inggris yang terakhir - terkenal karena keterlibatannya dalam dunia balapan motor.
Di antara modelnya yang paling terkenal adalah Dominator dan Commando, sedangkan Norton Interpol yang digunakan oleh kepolisian Inggris pada 1980-an.
Model vintage produksi Norton kini dianggap sebagai barang kolektor.
Bulan lalu, Norton mulai memproduksi sepeda motor lagi yang diberi nama Commando Classic dan dibuat dalam jumlah terbatas. Rencananya akan diproduksi secara penuh pada awal 2021.
"Setelah ini, kami akan melanjutkan produksi dari beberapa model yang sudah ada sebelum kami melihat lagi beberapa model baru yang menarik," kata kepala eksekutif sementara John Russell.
"Dengan fasilitas baru yang canggih, proses produksinya memiliki peluang untuk meningkat tajam."
"Berbagai merk buatan Inggris ini acap terlihat di jalan-jalan India dan masih terlihat di film-film lama. Mereka juga digunakan untuk sepeda motor polisi," kata Vivek Vaidya, pakar otomotif di perusahaan konsultan Frost & Sullivan.
Namun selain alasan sentimental, perusahaan India termotivasi oleh alasan bisnis yang kuat, katanya.
"Merk-merk ini telah berjuang sedemikian rupa, tidak menguntungkan atau sesuai skala. Perusahaan-perusahaan India melihat ini merupakan peluang untuk membeli merk dan logo terkenal, yang dapat membantu mereka memasuki pasar barat."
Vaidya menunjuk kepada merk Jaguar keluaran Land Rover - diambil alih oleh Tata India pada 2008 dan berubah menjadi perusahaan yang menguntungkan.
"Ini adalah sebuah strategi yang terbukti untuk pabrikan India. Mereka memperoleh sebuah merk dan kemudian membawanya ke negara-negara baru dan meningkatkan profitabilitas dan skalanya. Inilah yang pantas diterima merk-merk ini."
Produsen sepeda motor Royal Enfield yang semula diproduksi di Inggris, saat ini berkembang pesat dengan tujuan memasuki pasar pembelian sepeda motor terbesar di dunia, yaitu di Asia.
Salah satu merk sepeda motor tertua di dunia yang masih beroperasi, saat ini telah diakuisisi oleh kelompok bisnis di India, Eicher, sejak 1994 dan baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk membuka pabrik baru di Thailand.
Pabrik baru tersebut diharapkan dapat beroperasi tahun depan dan akan menjadi pabrik perusahaan terbesar di luar India.
Penjualan Royal Enfield, yang hanya membuat sepeda motor di pasar segmen menengah (kelas 250-750cc), telah tumbuh 88% di seluruh kawasan itu pada tahun lalu.
Meskipun merk-merk bersejarah ini mungkin telah berjuang keras sejak masa kejayaannya pada 1950-an dan 60-an, mereka masih jauh dari kematian dan terkubur, bahkan jika merk-merk itu mungkin saja tidak lagi dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan-perusahaan Inggris.
Baca Lagi aje https://www.tempo.co/bbc/7804/kisah-cinta-india-dengan-sepeda-motor-klasik-buatan-inggrisBagikan Berita Ini
0 Response to "'Kisah cinta' India dengan sepeda motor klasik buatan Inggris - Tempo"
Posting Komentar