Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani
KONTAN.CO.ID - Tak hanya manusia saja yang perlu melakukan perawatan diri, kendaraan motor pun demikian. Perawatan ini mulai dari perawatan mesin, oli, rem dan lainnya. Tujuannya tentu saja agar kendaraan roda dua tetap prima ketika digunakan.
Nah, kalau perawatan manusia bisa dilakukan di salon kecantikan, untuk motor, Anda bisa membawanya ke bengkel khusus motor. Namun, saking banyaknya bengkel motor, Anda bisa bingung pilih membawa si kuda besi ini ke bengkel resmi atau partikelir terdekat.
Sebagai informasi saja, bengkel resmi dan partikelir sama-sama mampu merawat dan memperbaiki kerusakan pada motor.Tapi, khusus bengkel resmi hanya meladeni satu merek sepeda motor, sementara partikelir adalah bengkel yang meladeni berbagai jenis dan merek sepeda motor. Itu sebabnya, jika kita amati, bengkel partikelir cenderung lebih ramai ketimbang bengkel resmi.
Hal ini pun dipandang jadi peluang menjanjikan bagi Ifan Hendra Adinata, selaku pemilik Mahendra motorsport Pusat untuk membuka bengkel. Dalam sebulan, ia bisa melayani 100 motor untuk diperbaiki di bengkelnya.
"Pasar bengkel masih sangat besar. Karena motor masih menjadi sarana untuk aktivitas sehari-hari," ungkap Hendra.
Hingga kini, dia pun tak menampik memperoleh peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun karena produksi motor yang bertambah. Tak heran juga, Hendra bisa meraup omzet Rp 100 juta sampai Rp 125 juta per bulan. Hanya saja, Hendra tak menyebut pasti keuntungan bersih yang didapat.
"Yang jelas cukup untuk biaya bulanan bengkel," ungkapnya.
Baca Juga: BUMDes Betah Mandiri Jembatani Ibu-ibu Desa Go Online
Serupa, Eko Sudarsono, pemilik bengkel motor Biasa di Cengkareng, Jakarta Barat juga bilang prospek bengkel motor sangatlah menjanjikan. Walau awalnya, Eko hanya menyalurkan hobi utak atik motor, namun pelanggan tak berhenti berdatangan.
Saban bulan, Eko mampu meladeni 15 pelanggan yang ingin servis dan 5 motor yang ingin modifikasi. Meski tak menyebut pasti omzet yang diterima, kata Eko, usahanya ini cukup menguntungkan. Ya, walaupun kata Eko, modal yang dikeluarkan cukuplah besar.
Dia bilang, sejak membuka bengkel empat tahun yang lalu, biaya yang dikeluarkan mampu mencapai ratusan juta.
"Modalnya untuk sewa tempat, kemudian membeli peralatan dan perlengkapan di bengkel dan renovasi bengkel," jelas Eko.
Berbeda dengan Hendra yang membuka bengkel sejak September 2017 lalu. Saat itu, dirinya hanya mengeluarkan biaya ratusan ribu untuk membeli peralatan bengkel, dan cukup menggunakan lapak rumah sebagai tempat usaha.
Dijelaskan Hendra, untuk membuka bengkel yang layak, memang membutuhkan modal yang sangat besar. Namun, jika hanya memiliki modal yang terbatas, tak ada salahnya memulai dulu dengan modal seadanya. Ia mencontohkan dirinya sendiri yang merintis bengkel mulai dari mencicil sparepart serta sewa tempat dengan modal yang minim.
"Dari awal modalnya hanya sedikit. Terus cicil beli peralatan dari keuntungan pelanggan yang datang tiap hari," jelasnya.
Oh iya, sekedar informasi saja, Hendra menyebut, lokasi usaha harus berada di tepian jalan yang ramai. Satu hal yang lebih penting adalah, lokasi bengkel Anda jangan sampai mengganggu warga sekitar.
Soalnya, bengkel identik dengan bising deru mesin. Sedangkan Eko menyarankan untuk memilih lokasi usaha di pinggir jalan. Baginya, pelanggan akan lebih memerhatikan jasa yang ditawarkan, dan lebih terjangkau. Selain modal apalagi yang perlu diperhatikan ketika membuka bengkel partikelir?
Mekanik Handal
Benar, modal besar belum tentu bisa membuat bisnis bengkel maju. Pasalnya, hal terpenting dalam merintis usaha bengkel motor partikelir adalah keterampilan montir. Hendra mengatakan mencari mekanik yang handal tidaklah mudah.
"Apalagi yang bertahan lama, itu jadi kendala," ujarnya.
Baca Juga: Intip Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy S22, Dilengkapi S-Pen dan Kamera 200MP
Sampai saat ini, dirinya pun hanya dibantu empat mekanik, satu kasir, dan satu admin sosial media. Bicara soal mekanik yang bekerja di bengkel, kata Hendra setidaknya punya pemahaman tentang mesin dan teknologi motor. Dengan pemahaman itu, Hendra bilang, mekanik bisa melayani jasa servis, mulai dari tune up, pemeriksaan saringan oli, pemeriksaan karburator, pemeriksaan aki, dyno test, remap ecu standard, dan lainnya.
"Biaya gaji mekanik juga tak murah. Untuk seorang mekanik yang mahir dan memiliki pengalaman yang banyak, kita harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 6 juta tiap bulannya," jelas Hendra.
Pendapat serupa juga diungkapkan Eko. Lewat keahlian mekanik, maka pelanggan akan kembali lagi ke bengkel. Ditambah mengajak kerabat yang bisa jadi pelanggan baru di bengkel. Apalagi, jika si mekanik bisa mengaplikasikan metode baru. Sebut saja, selain perawatan dan perbaikan, si mekanik bisa modifikasi motor.
"Selain perawatan, pelanggan biasanya minta modifikasi motor. Ada yang modifikasi stang, atau body, atau rombak seluruhnya," beber Eko lagi.
Cakap dalam pemahaman motor memang modal terpenting dalam usaha ini. Sebab, kata Eko, selain mekanik mengerti layanan yang diberikan kepada pelanggan, si mekanik pun harus tahu kondisi dan jenis motor pelanggan.
"Misalnya mekanik paham perbedaan perbaikan motor touring seperti apa, lalu skuter matik, motor sport, dan lainnya seperti apa," tandasnya.
Baca Juga: Hajatan IPO masih semarak, ada 26 perusahaan yang masuk dalam pipeline
Dari jenis motor dan perbaikan itulah, maka harga yang dibanderol pun berbeda. Kata Eko, untuk layanan perbaikan berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 25 juta untuk modifikasi. Sementara Hendra membanderol harga perbaikan mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 400.000.
"Tergantung kerusakan dan jenis motornya," imbuhnya.
Di samping harga yang terjangkau, rupanya Hendra juga kerap memberikan diskon. Promo ini beberapa kali dilakukan demi menarik pelanggan yang datang. Dari situ, pelanggannya pun beragam, mereka datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.
"Salah satu Youtuber pernah ke sini, Den Dimas namanya, lanjut Hendra.
Meski ramai pengunjung, Hendra berujar tak berhenti membesarkan usahanya itu. Selain aktif memasarkan melalui Instagram dan Facebook, dirinya juga sudah mengantongi surat izin usaha perdagangan (SIUP) mikro. Hendra juga memiliki cabang lain untuk menjangkau pelanggan sebanyak mungkin. Saat ini dirinya sudah membuka dua cabang bengkel di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
"Jadi pelanggan tidak perlu jauh-jauh ke Bekasi untuk servis motornya," ungkapnya.
Eko juga berpendapat yang sama. Selain mengantongi SIUP, dirinya juga memiliki izin berusaha dari kelurahan setempat. Serta pelayanan maksimal. Dengan begitu, usaha yang dijalankan pun lancar.
Baca Juga: Cermati Mengatur Keuangan untuk Pasangan Baru Menikah
Baca Lagi aje https://peluangusaha.kontan.co.id/news/meraup-cuan-dari-bisnis-bengkel-motor
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Meraup cuan dari bisnis bengkel motor - Peluang Usaha Kontan"
Posting Komentar