Liputan6.com, Jakarta Kita tidak pernah berharap mengalami kecelakaan. Tapi kecelakaan bisa dialami siapa saja dan di mana saja. Buat pengendara motor harus lebih berhati-hati. Pasalnya risiko meninggal akibat kecelakaan sepeda motor 20 kali lebih tinggi dari pengemudi mobil.
Bisa dipahami risiko tersebut, karena sistem keselamatan mobil lebih lengkap ketimbang sepeda motor. Sudah pasti terlihat soal kontruksinya. Pengemudi dan penumpang mobil terlindung dalam 'cangkang', belum lagi ada sistem keselamatan pasif lainnya seperti sabuk keselamatan dan airbag.
Dalam survei yang dilakukan Bosch, 80 persen pengguna jalan di Jerman mendukung agar sepeda motor punya sistem bantuan lebih banyak dalam upaya mengurangi risiko kecelakaan. Dari sinilah, perusahaan teknologi Jerman tersebut mengembangkan Help Connect.
Teknologi ini sangat bermanfaat untuk pengendara motor, terlebih yang suka solo touring. Ketika tidak terlihat pertolongan di sekitar, teknologi ini akan membantu menghubungkan pengendara motor dengan layanan darurat keselamatan.
"Bayangkan berapa nyawa yang bisa diselamatkan dengan teknologi ini," ujar Florian Mayer, Project Manager Help Connect, dalam sebuah video presentasinya.
Kemajuan Tknologi Informasi
Memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi informasi, peristiwa kecelakaan akan segera terkoneksi dengan petugas emergency.
Ada empat komponen utama dalam sistem ini. Pertama adalah sensor stabilitas yang ada di sepeda motor. Kedua smartphone dan jaringan telekomunikasi. Ketiga Bosch service center dan terakhir layanan darurat rumah sakit.
"Alat deteksi kecelakaan bukanlah fitur standar pada sepeda motor, seperti airbag. Ini hal baru pada sepeda motor," ujar Thomas LichSenior Expert at Bosch Accident Research. Saat kecelakaan, pengendara dan motor terpisah.
"Kami mengembangkan sistem yang bekerja berdasarkan sensor dan sinyal yang dikelola dalam smartphone. Sensor di motor mendeteksi kecelakaan dan mengirimnya lewat wifi ke smartphone. Dari smartphone tersedia data pengendara dan lokasi kecelakaan. Secara otomatis, smartphone akan menghubungi service center yang kemudian melanjutkan informasi ke layanan darurat keselamatan (rumah sakit)."
Manfaatkan Motorcycle Stability Control
Kunci awal dari informasi ini adalah unit pengukur inersia yang melekat pada sepeda motor. Sebenarnya, sensor ataupun detektor kecelakaan itu sudah terintegrasi dalam motorcycle stability control (MSC). Alat ini dapat mengukur akselerasi dan kecepatan angular sepeda motor hingga 100 kali per detik. Jadi ketahuan kondisi sesungguhnya, apakah sepeda motor sedang dalam kondisi parkir, berjalan, terjatuh saat parkir atau memang mengalami kecelakaan.
Memanfaatkan Bluetooth ataupun wifi, informasi itu diteruskan ke smartphone pengendara motor. Dengan aplikasi khusus, selanjutnya smartphone akan terhubung secara otomatis dan memberikan data kondisi darurat kepada service centre Bosch. Layanan ini sudah berlaku negara Eropa, dengan 11 layanan bahasa.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Biar Smartphone Sendiri yang Panggilkan Ambulans Saat Kecelakaan Motor - Liputan6.com"
Posting Komentar