TEMPO.CO, Yogyakarta - Rombongan pria berbadan-besar mengendarai motor dengan gas meraung raung dan klakson dibunyikan mengangetkan pengunjung Kustomfest 2019 yang dihelat di Jogja Expo Center Yogyakarta Minggu 6 Oktober 2019. Namun setelah diamati seksama, pengunjung Kustomfest pun menahan geli karena para pria berbadan tegap itu melaju bersama atributnya yang nyeleneh berupa pakaian jubah serba pink dan naik motor motor mini yang juga berwarna pink nan imut.
Mereka tak lain Komunitas Motor Cilik atau disingkat Kimcil asal Demak Jawa Tengah. Sebanyak enam orang anggota komunitas itu, bersama-sama mendatangi ajang Kustomfest 2019 sambil menghadiri gathering yang digelar komunitas Motor Mini Jogja.
Uniknya, seluruh motor warna pink itu dimiliki satu orang yang sama yang merupakan pentolan komunitas itu. Yakni Farukh Sauki, yang profesi kesehariannya sebagai pedagang daging kerbau di Pasar Demak.
"Saya memiliki 22 motor mini, tapi yang dibawa ke acara ini hanya enam saja, yang dipakai teman-teman juga ke sini," ujar Farukh kepada Tempo di sela acara Kustomfest 2019 itu.
Farukh mengaku sudah jatuh cinta pada motor mini sejak 1997 dan berbagai motor mini baik rilisan resmi pabrik dan hasil custom sendiri sudah dimilikinya. Dari total motor mini itu, Farukh mengatakan sebanyak 11 unit motor mini hasil kustom ia cat warna pink. Sehingga tampilannya makin unik.
Pada ajang Kustomfest 2019 yang berlangsung 5-6 Oktober di Jogja Expo Center (JEC) ini, meski motornya tak menjadi peserta kontes modifikasi, Farukh tetap hadir demi silaturahmi dengan pecinta motor mini yang berasal dari berbagai daerah Indonesia itu.
Motor motor mini yang dibawa Farukh berkendara bersama rekannya ke Yogya itu ada seri Yamaha RX King, Honda Mega Pro, Yamaha Vega, dan Honda Legenda.
Pria berbadan tinggi besar ini mengaku dari 22 motor mini koleksinya, paling mahal biaya bangunnya adalah Yamaha Scorpio yang belum juga selesai dibonsai. Padahal biaya yang sudah dikeluarkan dirinya untuk mempermak Scorpio itu sudah hampir sampai Rp 20 juta.
"Karena velg dan swing arm Scorpio itu harus impor," ujarnya.
Farukh sendiri tak masalah harus keluar ongkos banyak demi hobinya ini. Sebab dengan koleksi mini yang ia miliki, ia mendapat kesenangan tersendiri dan menjadi obat penat di sela kesibukannya berdagang di pasar.
"Motor-motor ini juga tak akan saya jual walau sudah selesai dibangun. Karena memang ini sudah menjadi kesenangan saya," ujarnya.
Baca Lagi aje https://otomotif.tempo.co/read/1256771/cerita-juragan-daging-jatuh-cinta-hingga-koleksi-22-motor-miniBagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Juragan Daging Jatuh Cinta hingga Koleksi 22 Motor Mini - Otomotif Tempo.co"
Posting Komentar