Keperkasaan dolar terhadap rupiah pun langsung memberikan dampak terhadap beberapa produk impor, salah satunya suku cadang (sparepart) sepeda motor yang rata-rata berasal dari impor.
Hal itu juga diakui oleh beberapa bengkel penjual suku cadang dan pelengkap sepedamotor yang berlokasi di Jalan Raya Otto Iskandar Dinata atau yang dikenal Otista, Jakarta Timur.
Hendrik, salah satu penjaga toko Pasti Jaya Makmur (PJM) ini mengaku belakangan ini harga suku cadang mengalami kenaikan sekitar 10%.
"Harganya naik sekitar 10%, sudah dua bulan yang lalu," kata dia kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Dia menyebut hampir semua produk suku cadang yang dijualnya ini hasil impor dari Thailand yang didapatkan dari distributor besar. Handrik juga menyadari kenaikan harga bisa dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah.
"Salah satunya karena itu, cuma kalau distributor kasih tahunya karena barangnya lagi susah," jelas dia.
Hendri menyebut harga suku cadang yang dijualnya beragam, seperti karburator racing sekitar Rp 800.000, pully sekitar Rp 400.000 sampai Rp 600.000, piston kisaran Rp 300.000 sampai Rp 500.000, dan noken as kisaran Rp 200.000 sampai Rp 400.000.
"Sekarang harganya naik 10%," jelas dia.
Tidak hanya itu, naiknya harga sparepart impor ini juga mempengaruhi penjualan tokonya. Dia mengaku belakangan ini tokonya sepi dari pembeli pembeli.
"Yang masih ramai paling dari langganan, karena kan dia punya bengkel sendiri, belinya banyak dari sini," ungkap dia. (dna/dna)
Baca Lagi aje https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3990074/harga-onderdil-motor-naik-gara-gara-dolar-ngamukBagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Onderdil Motor Naik, Gara-gara Dolar Ngamuk?"
Posting Komentar