Search

Diramal Tamat, Nasib Sepeda Motor akan Minggir ke Desa - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan sepeda motor mulai mengalami tren menurun dalam sewindu terakhir, sampai diramal bakal berakhir kejayaannya. Salah satu faktornya adalah pembangunan transportasi massal yang kiat masif di kota-kota Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto, mengakui bahwa perkembangan transportasi massal cukup signifikan di Indonesia.  Ia memandang hal tersebut sebagai perkembangan yang positif.

"Saya pikir itu juga suatu perkembangan yang baik, positif dalam meningkatkan efisiensi transportasi dalam negeri. Kan mereka pakai roda dua karena selama ini transportasi massalnya dalam tanda kutip masih memerlukan pembenahan sana sini," ujarnya ketika dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (19/2/20).


Ia menyebut, di berbagai negara hal serupa juga terjadi. Artinya, jika transportasi massal sudah terbangun dengan baik, orang tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi.

"Nah, transportasi roda dua di mana, mungkin ya di lokasi yang transportasi massal belum terlalu terbangun. Tapi di kota kayaknya sudah keharusan menggunakan transportasi massal karena kan mengurangi emisi, kemudian mengurangi penggunaan bahan bakar minyak," bebernya.

Dia memberi contoh, di sejumlah kota saat ini pembangunan berbagai moda transportasi seperti LRT dan MRT mulai dilakukan. Hal ini membuat pasar kendaraan pribadi tersisih.

"Di perkotaan memang perlu MRT, supaya lebih efisien, menghindari traffic jam. Orang pakai roda dua kan rata-rata karena mereka ingin terhindar dari kemacetan," urainya.

Ia mengatakan transportasi massal sudah jadi kebutuhan di kota-kota besar, selanjutnya roda dua masih punya peluang di pedesaan. Ia menjelaskan bahwa di sejumlah daerah masih banyak masyarakat yang membutuhkan motor.

"Di banyak tempat, di daerah daerah masih menggunakan transportasi roda dua. Selain untuk angkutan manusia kadang-kadang dia masih menempatkan barang macam macam begitu ya," katanya.

"Karena memang lokasinya sangat remote dan kemudian akses juga nggak gampang untuk bisa dilalui oleh bus dan sebagainya. Misalnya di pedesaan kadang-kadang memang faktanya seperti itu," ungkapnya.

Sebelumnya Pemerhati Transportasi Djoko Setijowarno dari Universitas Katolik Soegijapranata  mengatakan kondisi masa-masa sepeda motor akan mencapai periode jalan di tempat bahkan sunset adalah suatu keniscayaan.

"Itu bisa terjadi, apalagi mulai gencar transportasi umum. Musuh sepeda motor itu transportasi umum," kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/2).

"Makin buruk transportasi umum makin berjaya sepeda motor. Di negara yang transportasi umum bagus, sepeda motor minim sekali," katanya.

Apa yang disampaikan Djoko bisa jadi benar. Sebab meski populasi terus bertambah, tapi penjualan sepeda motor dalam tren menurun dalam delapan tahun terakhir. Puncak penjualan sepeda motor terjadi pada 2011, yang mencapai 8.012.540 unit, setelah itu berangsur-angsur lesu, hingga pada 2019 hanya terjual 6.487.460 unit.

[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi aje https://www.cnbcindonesia.com/news/20200219142312-4-139022/diramal-tamat-nasib-sepeda-motor-akan-minggir-ke-desa

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Diramal Tamat, Nasib Sepeda Motor akan Minggir ke Desa - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.