KEDIRI, KOMPAS.com - Hormat dilayangkan untuk almarhum Aloysius Bayu Rendra Wardhana.
Koordinator keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel Surabaya, Jawa Timur, itu menjadi salah satu korban tewas dalam ledakan bom oleh teroris karena berusaha menghadang sepeda motor pembawa bom yang menerobos masuk di pintu gerbang masuk gereja.
Para saksi mata melihat keberanian Bayu menghadang sepeda motor tersebut.
Bayu berupaya menahan kencangnya laju motor dengan menarik tubuh pelaku yang ada di boncengan.
Pengadangan dilakukan Bayu karena pengendara motor dengan kencang menerobos ke arah gereja padahal areal parkir motor ada di tempat lain.
Baca juga: Cerita Juru Parkir GKI Surabaya, Lihat Wanita dan 2 Anak Pakai Rompi Sebelum Ledakan
Saat menarik tubuh penumpang motor itulah, bom meledak hingga menyebabkan pria berusia 38 tahun itu turut menjadi korban.
"Dari rekaman CCTV, terlihat Mas Bayu memegangi orang yang di boncengan lalu meledak," ujar Stefanus Andi, rekan Bayu sekaligus penjaga Sekretariat Paroki yang bertugas sebagai salah satu teknisi CCTV Gereja Santa Maria Tak Bercela, Senin (14/5/2018).
Sebagai kepala keamanan, lanjut Andi, Bayu kerap membantu gereja. Beberapa saat sebelum kejadian, seperti biasa, Bayu menjalankan tugasnya, mulai dari mengatur kendaraan yang hendak masuk ke gereja hingga menjaga kawasan depan gereja agar tidak macet.
Berdedikasi
Andi menambahkan, Bayu merupakan pria yang disiplin dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas.
Bahkan malam sebelum kejadian, Bayu yang mempunyai jasa fotografi itu sempat menghubunginya untuk membahas keamanan gereja.
Baca juga: Terlempar Saat Ledakan, Anak Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Selamat
Bayu berkoordinasi dan menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Andi. Terutama keamanan yang berhubungan dengan kamera pengawas.
"Sampai jam 9 malam, dia WA (WhatsApp) saya tentang CCTV poliklinik dan mengucapkan terima kasih karena membantu mengeceknya," tuturnya.
Hormat untuk Bayu
Kiprah Bayu di gereja juga sudah cukup lama. Sedari remaja, dia sudah aktif di gereja.
Bayu berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang digelar dalam kapasitasnya sebagai pemuda gereja. Atas peristiwa itu, pihak gereja secara khusus memberikan perhatiannya.
Siang seusai kejadian, pihak gereja, mendatangi rumah Bayu di Gubeng Kertajaya untuk menyampaikan dukungan kepada keluarga sekaligus sebagai rasa duka. Saat itu kepala paroki yang langsung datang.
"Saya belum tahu kebijakan selanjutnya, tapi biasanya pasti adalah (perhatian) dari pihak gereja. Mas Bayu punya dua anak," ucapnya.
Baca juga: Kakak Beradik Meninggal karena Bom, Tak Ada Lagi Gandengan Tangan ke Gereja
Hartono, aktivis gereja lainnya, mengungkapkan rasa salutnya terhadap kiprah Bayu semasa hidupnya. Baginya, Bayu merupakan orang yang kerap membantu kegiatan di gereja.
"Kami sama-sama aktivis gereja. Selain itu, Mas Bayu juga teman anak saya," ujar Hartono.
Pada Minggu (12/5/2018), ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya. Selain Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, ledakan bom juga terjadi di Gereja Kristen Indonesia (DKI) di Jalan Diponegoro dan GPPS di Jalan Arjuna.
Pelibatan anak-anak hingga anak muda dalam tindakan radikalisme menjadi sorotan. Baca Lagi aje https://regional.kompas.com/read/2018/05/15/13345031/hormat-untuk-bayu-kepala-keamanan-gereja-yang-tewas-saat-halau-motor-pembawa
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hormat untuk Bayu, Kepala Keamanan Gereja yang Tewas Saat ..."
Posting Komentar