Search

Angkot Makin Jarang di Jakarta, Sepeda Motor Malah Menggurita

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan sistem jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing (ERP) segera bisa dioperasikan paling lambat pada Maret 2019.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai, aturan tersebut sangat urgent untuk segera diterapkan. Sebab, kendaraan di ibukota makin bertumpuk tiap harinya. Karenanya, diperlukan  revitalisasi kendaraan umum.

BERITA TERKAIT +

"Pada dasarnya, masyarakat juga lelah dengan kemacetan, energi banyak yang terbuang, kurang produktif, cepat lelah," kata dia kepada Okezone.

Baca Juga: Menhub: Angkot Harus Diberi Subsidi dan Insentif

Mengutip dari Rencana Induk Transportasi Jabodetabek jumlah penduduk Jabodetabek 31.077.315 jiwa dengan 24.897.391 kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor tersebut, terdiri 2% angkutan umum, 23% mobil pribadi dan 75% sepeda motor.

Dengan banyaknya jumlah kendaraan, maka total pergerakan di Jabodetabek pada 2015 sebesar 47,5 juta per hari. Pergerakan dalam kota Jakarta 23,42 juta orang per hari. Pergerakan komuter 4,06 juta orang per hari dan pergerakan melintas Jakarta dan internal Bodetabek 20,02 juta orang per hari. Adapun tahun 2018 sudah mencapai 50 juta pergerakan per hari.

"Permasalahan sekarang adalah tingkat kemacetan semakin tinggi, sepeda motor makin dominan, angkutan umum makin menurun. Peran angkutan umum massal baru mencapai 2%-3%, KRL 3-4%," imbuh dia.

Sementara itu, lanjutnya, infrastruktur angkutan massal sangat terbatas, pengadaan bus dan KRL masih belum memenuhi perjalanan. Minimnya pendanaan angkutan umhm, khususnya di Kawasan Bodetabek.

Baca Juga: Pebisnis Transportasi Umum Harus Siap Rugi dan Bayar Pajak

Djoko mengatakan, upaya lain masih bisa dilakukan dengan memperpanjang layanan Bus Transjakarta hingga kawasan Bodetabek. Juga memberikan layanan angkutan umum yang tersedia di seluruh kawasan perumahan di Bodetabek.

Layanan bus hingga seluruh kawasan perumahan bisa dioperasikan pada jam sibuk masuk hingga pusat Kota Jakarta. Pada jam tidak sibuk cukup singgah di stasiun KRL terdekat. "Jalan non-tol sudah tidak sanggup lagi menerima limpahan volume kendaraan yang begitu besar dan cepat tumbuh," tutup dia.

(mrt)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi aje https://economy.okezone.com/read/2018/03/26/320/1877961/angkot-makin-jarang-di-jakarta-sepeda-motor-malah-menggurita

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Angkot Makin Jarang di Jakarta, Sepeda Motor Malah Menggurita"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.